Powered By Blogger

Minggu, 19 Oktober 2014

U're dream's and my dream's

First my ff, welcome






Annyeong Chingudeul‼!

            Gue punya sebuah cerita, sebenernya gue bikin nih cerita karena mendadak gue dapet ilham aja setelah gue mendengar ceramah (lho apa hubungannya). Oh ya buat para readers gue cuma minta maaf nih yaa kalo bahasa yang ada di dalam ceritanya ada yang kurang di mengerti, terus mungkin gue bahasanya full ina atau gue gak terlalu banyak nampilin bahasa korsel, maklumin lah yaa gue jadi kpopers baru 3 bulan haha (lupakan-lupakan), berhubung hobi gue suka banget ngarang yahh gini deh hasilnya, satu lagi sory kalo agak gaje atau aneh. Sory juga kalo ceritanya agak monoton atau mungkin gak nyambung karena ini baru pertama kalinya gue bikin fanfiction ^^v Just Fun‼
Sebenernya gue bukan mau cerita awal terbentuknya winner, tapi gue cuma mau ceritain aja gimana susahnya untuk memiliki temen yang bener-bener mau membuat kita berubah menjadi yang lebih baik dan selalu memberikan semangat/motivasi.

Title     : U’re dream’s and my dream’s

Cast     : Seungyoon, Mino, Jinwoo, Taehyun, Seunghoon [WINNER]
              Misa [o]

Writer  : Author

Genre   : Romance, Friendship, School
Background    : school of art













Sin.
            Betapa tampannya mereka, mereka punya skill masing-masing, punya keunikan masing-masing, serba masing-masih lahh pokoknya. Mino & Hoonie yang punya skill nge-rap, Taehyun & Seungyoon yang punya skill vokal juga membuat para wanita jatuh cinta, begitu pula Taehyun yang memiliki skill dalam tinju dan dia selalu merasa bahwa dirinyalah yang terhebat di antara yang lain. Disisi lain terpojoklah seorang pria yang tak punya skill apa-apa dia hanya bisa bertingkah sperti anak-anak. Jinwoo namanya, tak heran dirinya kurang di sukai oleh banyak orang, dia mencoba mencari jati dirinya untuk mendekati seorang teman yang punya skill hebat, dia ingin memiliki teman yang bisa membuatnya terlihat hebat. Namun banyak sekali hambatan yang harus ia lalui, terutama ia harus rela melepas cintanya. Siapakah cintanya? Bisakah Jinwoo menemukan jati dirinya untuk menjadi namja yang punya skill hebat?

Part.I
            (Keadaaan di sekolah) Seungyoon & Taehyun sedang berlatih vokal, betapa merdunya suara mereka. Seungyoon yang sambil bercermin menatap senyuman seksinya, Taehyun yang sambil membereskan rambutnya terlihat sangat serius, mereka berdua benar-benar seperti layaknya orang profesional dan tetap konsentrasi dengan suara meraka masing-masing. Jinwoo tiba-tiba melintas di depan mereka dan berhenti seketika menanyakan mereka berdua

 “mengapa suara kalian begitu indah?” tanya Jinwoo pada Seungyoon dan Taehyun

 “kau harus banyak berlatih nak, kalau kau tidak pernah berlatih mana mungkin kau bisa seperti kami” , Seungyoon pun membalas pertanyaan Jinwoo

 Seungyoon yang menjawab dengan nada seperti meledek Jinwoo, Jinwoo seperti minder dengan jawaban Seungyoon dan ia berlari menuju taman belakang sekolah, Jinwoo seperti punya tempat favorit, yaitu dimana dia mengukir sebuah tulisan di sebuah pohon rindang yaitu “My Dreams” Jinwoo yang memang sangat ingin seperti mereka sampai-sampai melakukan hal itu, dia menatap ukirannya itu, sambil berharap-harap. Tiba-tiba harapannya buyar saat bola basket mengenai kepalanya hingga membuatnya pingsan tak sadarkan diri dan ternyata itu ulah Hoonie, Hoonie kaget melihat Jinwoo pingsan dia terlihat panik dan ketakutan dan akhirnya dia membopong tubuh Jinwoo ke tempat latihan nge-rapnya bersama Mino. Sesampainya di tempat latihan Mino yang sedang asik nge-rap mendadak matanya terbelalak melihat apa yang di bawa oleh Hoonie,
“Hoon a…apa itu???” tanya mino yang kaget keterlaluan

“ahh entahlah bb..bantu aku cepatt” jawab Hoonie yang keberatan membopong tubuh Jinwoo yang pingsan dan meminta Mino untuk menolongnya, setelah tubuh Jinwoo di baringkan beberapa lama akhirnya ia sadar dan ia kaget dengan apa yang menimpa dirinya

 “hey dimana aku?”, teriak Jinwoo tapi tempat tersebut sangatlah sepi lalu ia berteiak lagi hingga suaranya memantul.

 “hey dimana aku? hey jawab? apa tidak ada orang?”.

Jinwoo sudah tidak tenang dan ia mencoba keluar dari tempat itu tapi ternyata pintunya terkunci dari luar, Jinwoo merasa dirinya dikerjai oleh seseorang ia tidak tahu harus bagaimana di tempat itu, dia hanya bisa mondar-mandir kesana-kemari memikirkan cara agar ia bisa keluar dari tempat itu sekian lama ia kebingungan ia tak sengaja menemukan sebuah foto dan setelah dilihat didalam foto itu ada Mino & Hoonie sedang bersama, Jinwoo mulai berpikir bahwa yang membawanya ke tempat itu adalah mereka, tak lama kemudian pintu yang terkunci mulai terbuka dan Hoonie masuk ke dalam dan terlihat bahagia karena Jinwoo sudah sadar dari pingsannya
“ahhh akhirnya sudah sadar kau rupanya, apa yang kau pegang?” kata Hoonie sambil mempertanyakan benda apa yang ada di balik punggung Jinwoo
“ahhh ini…bukan apa-apa”

“kau yakin?”

“i..iyaa”. Jinwoo tampak gugup dan dengan cepatnya memasukan foto ke dalam saku celana belakangnya

“aku permisi dulu, terimakasih sudah menolong” pamit Jinwoo meninggalkan tempat latihan Hoonie & Mino, tapi Hoonie tidak sadar bahwa dia pernah menaruh sebuah foto di tempat itu dan dengan begitu Jinwoo sangatlah beruntung.










Part. II
            Bel pulang pun berbunyi, semua siswa dengan antusiasnya pulang sekolah, tapi tidak untuk Jinwoo, Jinwoo masih di dalam kelas menuntaskan tugas-tugas, di tengah konsentrasi Jinwoo, Taehyun datang sambil bernyanyi dengan suara yang keras sampai suara itu memantul hingga ujung kelas dan di kelas tersebut hanya ada mereka berdua, Jinwoo yang merasa terganggu akhirnya marah pada Taehyun
“kau bisa diam atau tidak? ini bukan waktunya untuk menunjukan suara bodohmu itu”, Taehyun yang merasa tidak terima menjawab teguran Jinwoo

 “suara yang bodoh? hey aku ini menghiburmu, kau seharusnya berterima kasih kepadaku, kau saja tidak punya kemampuan untuk bernyanyi, berani sekali kau bicara seperti itu”

Jinwoo hanya diam termenung tapi dia tetap tidak terima dengan ulah Taehyun yang membuatnya terganggu.

“aku tahu kau memang hebat, kalau kau punya kemampuan lebih tunjukan pada semua orang di luar sana, mengapa harus disini, kau tidak lihat aku sedang apa?”

Duel pun terjadi, Taehyun merobek buku milik Jinwoo. Jinwoo dengan kagetnya melihat bukunya dirobek dengan begitu kasarnya oleh Taehyun, betapa kejamnya Taehyun pada Jinwoo. Merasa tidak terima, Jinwoo mendorong Taehyun hingga jatuh, Taehyun pun menarik Jinwoo keluar kelas di suasana yang sangat sepi ternyata masih ada seorang murid perempuan yang terkenal sangat cantik, pintar dan berani yaitu Misa yang sedang asik melukis, melihat Taehyun sedang menarik Jinwoo, Misa akhirnya membututi mereka dan mencari tahu apa yang sedang terjadi. Taehyun ternyata membawa Jinwoo ke taman belakang tepatnya di pohon yang terdapat ukiran milik Jinwoo dan Taehyun menghancurkan ukiran itu, ukiran yang penuh dengan harapan Jinwoo, Jinwoo hanya bisa menangis dan taehyun pergi begitu saja sambil tersenyum puas. Misa yang melihat perbuatan Taehyun dari kejauhan merasa tak tega dengan Jinwoo dan ia berlari menghampiri Jinwoo,

“tak apa…tak usah menangis..kau itu namja yang hebat” ucap Misa yang menepuk pundak Jinwoo, Jinwoo yang masih bersedih menjawab

“tidak…aku bukan namja hebat..aku hanya namja biasa, aku hanya bisa berharap…dan tak punya kemampuan apa-apa”

“jangan bicara begitu, sudah jangan sedih…kita bisa mengukir kembali sebuah kata-kata indah lagi di pohon itu”

Misa mencoba menyemangati Jinwoo, tapi Jinwoo tetap bersedih sambil meratapi ukiran yang dihancurkan Taehyun. Jinwoo pun membalikan badannya dan bertanya kepada Misa

“memang apa yang harus kita ukir? sepertinya aku sudah tidak punya harapan lagi”

“hey, kau jangan menyerah begitu saja, kau harus yakin dengan harapanmu sendiri”

Misa tetap menyemangati Jinwoo yang sedang di landa ke putus asaan. Misa akhirnya pergi diiringi senyuman manisnya yang penuh semangat. Jinwoo hanya diam dan akhirnya dia tersenyum sambil melambaikan tanganya.
            Malam harinya, Jinwoo tidak bisa tidur karena kejadian itu, dia masih mempertanyakan siapa perempuan yang berhasil menyemangatinya, dan apa yang akan ia ukir bersamanya, Jinwoo hanya tersenyum sendiri. Malam tlah berlalu, Jinwoo mulai bergegas menuju ke sekolah, ia mencari-mencari siapa perempuan itu, dengan tampang yang kebingungan tak sadar dia menabrak Mino.

“ahh…badanku..” Mino merasa kesakitan

“ahh maaf…aku tak sengaja” Jinwoo akhirnya meminta maaf atas perbuatannya”.

Saat mereka saling melihat satu sama lain, Mino tahu bahwa itu adalah Jinwoo yang saat itu pingsan dan di bopong oleh Hoonie ke tempat latihannya,

“hey, kau yang saat itu pingsan kan?”

”iii..iyaa”Jinwoo juga tahu bahwa Mino yang ada di dalam foto bersama Hoonie, Jinwoo pun pergi meninggalkan TKP karena merasa takut di curigai, Mino merasa bingung dengan tingkah Jinwoo yang langsung pergi begitu saja. 
Jinwoo pergi ke tempat biasa dia untuk menyendiri dia melihat foto Mino dan Hoonie dia berharap bisa berteman dengan mereka, dia membaringkan tubuhnya di bawah pohon itu di selingi udara yang sangat sejuk, langkah kaki terdengar karena rerumputan yang terinjak membuat Jinwoo bangun dan betapa kagetnya, ternyata Mino secepat kilat mengambil foto yang ada di tangan Jinwoo

“apa maksudmu mencuri foto ini?”, tanya mino sambil menyodorkan kembali foto-nya  ke tatapan Jinwoo

“aaa….aku tidak mencurinya”

“lalu apa?!”, Mino bertanya balik dengan nada meninggi

“sebenarnya aku hanya membutuhkan seorang teman yang hebat dan bisa membuatku berubah menjadi lebih baik dari ini, aku merasa kau dan Hoonie adalah orang yang baik, aku merasa kau begitu hebat dan kau pasti bisa merubah jati diri ku”.

Jawab Jinwoo yang terus terang, Mino hanya tersenyum-senyum kecil mendengar kata-kata Jinwoo.
“ahaha jadi kau mencuri foto ini hanya untuk berharap, suatu saat nanti kau bisa berteman dengan ku dan Hoonie?” tanya mino agak sedikit meledek

“yaa bisa dibilang begitu”, jawab Jinwoo penuh dengan rasa malu

“baiklah kita bertemaan”, jawab mino yang begitu membuat hati Jinwoo merasa senang dan kaget tak karuan
“benarkah? kita berteman??”, Jinwoo langsung memeluk erat Mino.

Mino yang merasa sesak akhirnya melepas pelukan erat Jinwoo, Jinwoo merasa sangat senang akhirnya dia memiliki seorang teman, Mino mengizinkannya untuk berlatih nge-rap bersama Hoonie.

          





  Sepulangnya dirumah, Jinwoo membaringkan tubuhnya yang capek ke sofa sambil membayangkan bagaimana serunya nanti saat berlatih bersama Mino dan Hoonie, dia membayangkan bahwa dirinya bisa menjadi lebih baik dan dia akan menunjukan kehebatannya nanti di depan banyak orang. (sementara) Taehyun sedang asyik berlatih tinju di kamarnya, dia penuh dengan keringat dan membuat wajahnya terlihat licin. Telepon berdering, Taehyun pun mengangkat telepon dan ternyata, yang menelpon adalah Misa (gadis yang terkenal cantik, pintar dan berani), dan Misa ingin mengajak Taehyun berkencan malam, Taehyun pun tak menolak ajakan Misa karena Taehyun sebenarnya menyimpan rasa pada Misa sejak pandangan pertama.











Part. III
            Misa menunggu kedatangan Taehyun di sebuah cafe, ia hanya duduk sambil mendengarkan musik yang bernaung di dalam cafe tersebut, selang beberapa menit akhirnya Taehyun datang menggunakan kemeja hitam dan menggunakan kaca mata hitam, Misa menyambut kedatangannya dengan senyuman manisnya, begitu pula Taehyun terlihat seperti gemas ingin menciumnya dan mereka mulai berbincang-bincang Misa mengawalinya dengan basa-basi

“otot-ototmu makin terlihat saja, hihi”, ledek Misa sambil melihat lengan Taehyun

“haha ini karena aku selalu berlatih tinju”, jawab Taehyun dengan pede,

“kau merasa dirimu kuat dengan selalu berlatih tinju?”, pertanyaan Misa yang agak sedikit menyinggung,

“aku kuat? tentu saja, semua selalu memuja ku karena aku ini hebat dan kuat”, ucapan Taehyun semakin pede dan itu membuat Misa tertawa karena merasa ilfeel dengan jawabannya,

“karena kau merasa hebat, jadi kau selalu menyiksa orang lain?”, tanya Misa yang ternyata ingin menanyakan kejadian di sekolah saat Taehyun dan Jinwoo bertengkar,

“pertanyaan mu itu! apa maksudmu? kau menyuruh aku datang ke sini hanya untuk menyinggungku soal kejadian itu?! iya?‼”, Taehyun pun kesal dan merasa bahwa ia hanya di kerjai oleh Misa, ia merasa Misa hanya ingin menanyakan kejadian itu saja bukan untuk berkencan malam,

“iya! aku bertanya seperti itu, karena aku kesal melihat tingkahmu yang sok jagoan dan sok hebat!”, jawab Misa dengan suara yang agak meninggi karena tak tahan dengan tingkah Taehyun, suasana di cafe menjadi geram,

“kau ini‼” Taehyun membalas ucapan Misa sambil mengepalkan tangannya dan tertahan untuk memukul Misa, karena ia sadar bahwa Misa adalah seorang wanita dan ia ingat bahwa ia mencintai Misa meskipun belum tentu  Misa akan mencintainya,

“pukul aku!cepat pukul aku namja sok jago!” tantang Misa dan karena Misa merasa kesal ia menampar taehyun dan lekas pergi.

Misa meninggalkan pesan untuk Taehyun lewat sms yang isinya “kau seharusnya menggunakan kekuatanmu untuk melindungi bukan untuk menyakiti”, Taehyun yang membaca sms itu hanya melamun dan merasa tidak menyangka akan terjadi seperti ini.

            (keesokan, di sekolah)

            Seperti biasa Jinwoo selalu bersantai di tempat favoritnya untuk menyendiri sambil mendengarkan musik lewat mp3, mendadak Jinwoo menoleh kebelakang karena Misa menepuk pundaknya dan Jinwoo mematikan mp3nya,

“kau sekarang bisa tenang” ucap Misa sambil tersenyum manis menatap Jinwoo, Jinwoo merasa bingung maksud dari kata-kata Misa

“tenang?” tanya Jinwoo,

“iyaaa kau tenang saja, semalam aku sudah memperingatkan Taehyun untuk tidak menyakitimu lagi”, “aa…apa? kau memperingatinya?”, tanya Jinwoo dengan kagetnya,

“iyaa sudah-sudah kau tenang saja, aku akan melindungimu semampuku”, rupanya Misa mulai jatuh cinta pada Jinwoo dan ia mulai mencoba melindungi Jinwoo, sebaliknya Jinwoo juga merasa bergetar di dekat Misa sepertinya mereka berdua mulai menyimpan rasa yang sama. Dari kejauhan terlihat Taehyun sangat murka melihat Jinwoo dan Misa bersama dan ia langsung pergi dengan cepatnya. Kembali ke tempat Jinwoo berada, mereka berdua terlihat sangat gembira sambil mendengarkan musik, Misa terlihat sangat senang berada di dekat Jinwoo.

            (sementara itu)

            Mino mencari Hoonie dan Jinwoo, yang sudah berjanji akan berlatih bersama. Mino mengirimkan pesan pada Jinwoo dan Hoonie untuk segera pergi ke tempat latihan, Jinwoo yang sedang asik bersama Misa akhirnya harus menyudahi kebersamaan mereka karena Jinwoo harus latihan. Misa ditinggal sendirian di tempat itu, tiba-tiba Seungyoon datang sambil membawa gitar kesayangannya, dan bernyanyi lagu kesukaan Misa. (flashback, Misa dan Seungyoon dulu pernah berpacaran tapi keluarga Misa menolak Seungyoon untuk menjadi kekasihnya akhirnya mereka memutuskan untuk mngakhiri hubungannya dan memilih untuk bersahabat). Misa tersenyum melihat Seungyoon datang sambil bernyanyi untuk dirinya, Seungyoon langsung duduk di samping Misa dan  berkata,

 “saat itu aku selalu melewati hari-hari bersamamu, dan aku senang kita bisa seperti ini lagi”, “aku juga senang, tapi kini aku sudah menemukan orang yang bisa membuatku selalu tersenyum dan semangat”, ucap Misa dan menghirup udara segara di taman,

“siapa?Jinwoo seorang namja yang lemah itu?”, tanya Seungyoon dengan mengejek Jinwoo,

“kau, jangan bicara sperti itu dia tidak lemah dia hanya butuh seorang teman yang bisa menyemangatinya”,
“kenapa kau bisa tahu itu?” tanya Seungyoon,

“saat aku bersamanya tadi, dia sangat menikmati sekali hidupnya, dia menjadi terlihat semangat, tidak seperti biasanya”,

“kau begitu menyukainya?”,

“iya, sepertinya” jawab Misa dengan malu-malu,

“jika orang seperti diriku ini di tolak oleh orang tuamu, apalagi Jinwoo dia yang seperti itu  heu!”, pungkas Seungyoon yang menyindir Misa,
“aku yakin orang tuaku tidak akan menolak lagi, karena Jinwoo begitu baik padaku”,

“jadi saat itu aku kurang baik padamu? aku yang selalu menemanimu setiap saat, itu semua kurang baik?”, Seungyoon mulai menyindir masalah hubungannya yang telah berlalu,

“sudahlah Seungyoon, kau tak usah mengungkit itu lagi”,

“kau jahat Misa, kau jahat padaku, kau lebih memilih Jinwoo daripada aku”, Seungyoon merasa tidak terima karena perasaan Misa yang tidak adil, Misa menangis

“maafkan aku Seungyoon, maafkan aku”, Seungyoon memeluk erat Misa dan perlahan Seungyoon mencium Misa, suasana berubah menjadi sedikit romantis, Misa pun buru-buru melepas ciuman Seungyoon karena takut orang lain melihat.

“itu sudah berlalu, aku tak bisa selamanya terpaku dengan masa lalu” Misa pun membalikan tubuhnya dan pergi ke ruang lukis, Sunghyoon hanya terdiam dan masih merasa kecewa pada Misa.



           

Part. IV

            Di ruang latihan rap Mino dan Hoonie, Jinwoo tampak kualahan karena dia sedari tadi belum bisa mengikuti apa yang mereka lakukan, Jinwoo mulai menyerah

“ahhhh aku tidak bisa” Jinwoo berteriak karena tak tahan,

“hey bocah, kau harus banyak berlatih seperti kita jika kau ingin bisa, inikan baru tahap awal, baru tahap awal saja kau sudah menyerah”, jawab Hoonie menyemangati Jinwoo

“sepertinya kemampuanku ini bukan seperti kalian”, Jinwoo mulai merendah,

“lalu mengapa kau terus mengikuti apa yang kita lakukan, dengan melihat saja itukan sudah cukup,  jadi tak perlu pusing-pusing” pungkas Mino yang mulai terganggu dengan keluhan Jinwoo,

“kalian tidak suka ya aku ada disini?”,

“ahh bukan begitu, kalau memang kau tak bisa, yasudah kau lihat kami berdua saja jadi kau tidak perlu mengeluh”, Mino mencoba mencairkan suasana,

“sudahlah Mino, kita fokus lagi”, rengek Hoonie untuk berlatih lagi,

“baiklah aku pergi saja, aku takut mengganggu kalian” Jinwoo pun pergi,

“ahh tapi jika kau merasa kesepian datang saja kesini melihat kita berdua, kita akan membantumu” teriak Hoonie menyarankan Jinwoo. 
Setelah Jinwoo keluar dari ruang latihan Seungyoon lewat dan melihat Jinwoo berjalan dari ruang latihan rap, Seungyoon menghampiri Jinwoo dan memukulnya hingga Jinwoo terjatuh

“aa..apa salahku?” Jinwoo merasa kesakitan,

“kau lancang mencuri perasaan Misa dariku!” Seungyoon merasa kesal pada jinwoo karena Misa lebih memilih dirinya,

“maaf jika aku seperti itu, aku tidak tahu kalau Misa seperti itu padamu” jawab Jinwoo yang masih merasakan sakit, karena ujung bibirnya yang berdarah,

“ingat ya! kau itu hanya makhluk lemah!”, Seungyoon pergi sambil menendang tubuh Jinwoo yang masih terjatuh, Jinwoo menitikan air matanya, dia tak menyangka bahwa Misa menaruh perasaan kepadanya, Jinwoo pun berniat untuk menjauhi Misa.

            Di ruang lukis tampak Misa melukis wajah seorang namja, rupanya ia melukis wajah Jinwoo namja yang di idam-idamkannya, Taehyun mengintip Misa yang sedang asik melukis dari jendela ruangan, Taehyun pun masuk kedalam ruang lukis dan menghampiri Misa,

“wajah siapa yang kau lukis?” tanya Taehyun

“bukan siapa-siapa” jawab Misa sinis”,

“ku dengar kau telah menghianati Seungyoon?”, tanya Taehyun yang agak menyinggung perasaan Misa,

“darimana kau tahu itu?”,

“tentu saja aku tahu, Seungyoon itu kan temanku dan alasanku menyakiti Jinwoo karena aku peduli denganmu Misa, aku tidak mau kau akan tertular menjadi perempuan lemah”,

“kau tidak bisa seperti itu pada Jinwoo, masalah apa memang kau dengannya?‼ pergi kau dari sini‼” Jawab Misa penuh kesal dan sekejap semua orang dan teman-teman Misa terperangah melihat Misa dan Taehyun bertengkar,

“baiklah, aku akan pergi, tapi ingat aku akan selalu mengawasimu”, Taehyun pergi meninggalkan Misa, Misa hanya diam tak bergeming melihat Taehyun. Hoonie dan Mino keluar dari ruang latihan mereka melihat Taehyun berjalan dari ruang lukis, Mino tak sengaja mengenai bahu Taehyun, merasa tak terima Taehyun berhenti lalu memanggil Mino dan Hoonie.

“hey kalian tidak bisa jalan dengan sempurna?”, tanya Taehyun dengan sinis, lalu Mino dan Honie menoleh ke arah Taehyun dan hanya tersenyum padanya, Taehyun merasa terganggu dengan itu lalu ia berjalan kembali untuk menemui Seungyoon yang sedang santai di taman belakang sambil bermain gitar,

“disini kau rupanya”, Taehyun menyapa Seungyoon,

“sepertinya aku salah menilai Jinwoo, seharusnya tadi aku tak memukulnya, ini semua salahku, aku terlalu lengah hingga membuat Misa jatuh ke tangan orang lain”, Seungyoon mencoba merendah,

 “hey, mengapa kau berpikir begitu? Jinwoo itu telah lancang mengambil hati Misa”, Taehyun seperti ingin membuat Seungyoon merasa kesal,

“tidak, anak polos seperti Jinwoo, tak akan mungkin berani mencuri perasaan Misa”

Seungyoon pun pergi begitu saja karena merasa bersalah atas perbuatannya. (sementara) Jinwoo pergi ke tempat ruang latihan Mino dan Hoonie dia hanya terdiam, lalu terdengar seperti sesorang yang masuk dan ternyata itu adalah Misa dan ia menghampiri Jinwoo dan langsung memeluk Jinwoo, Jinwoo merasa kaget karena takut ketahuan oleh Seungyoon akhirnya Jinwoo melepas pelukan Misa dab berkata,

“jauhi aku Misa, kau tak akan mungkin melakukan ini padaku”,

“apa maksudmu bicara seperti itu?”, Misa bertanya sambil mengeluarkan air matanya,

“kau harus kembali pada masa lalumu itu”, Jinwoo mulai rela melepas Misa,

“tidakk, aku tidak mau kembali pada masa lalu ku, Jinwoo aku tidak mau”, Misa tampak benar-benar menangis air matanya turun sangat deras tiba-tiba tubuhnya lemas dan Misa pingsan di hadapan Jinwoo.

 Jinwoo tampak panik melihat Misa yang jatuh pingsan tak berdaya Mino dan Hoonie pun tiba-tiba datang dan mereka kaget melihat apa yang telah terjadi,

“Jinwoo, kau apakan dia?!”, tanya Mino dengan kagetnya,

“di…di..dia pingsan begitu saja, aa aku tidak tahu”,

“sudah jangan banyak tanya bawa Misa ke uks”, Hoonie pun lekas membopong tubuh Misa ke ruang uks, di perjalanan menuju ruang uks tampak Seungyoon melihat Misa yang dibopong oleh Hoonie, Seungyoon kaget dan ia pun tak ragu-ragu ikut membawa Misa ke uks. Setelah sampai, Misa terlihat sangat pucat dan membuat Seungyoon menangis Jinwoo hanya terdiam saja melihat Seungyoon mendekati Misa yang terbaring lemah,

“Misa, sadarlahh”, ucap Seungyoon yang merasa sangat sedih sambil mengenggam tangan Misa, tak lama kemudian akhirnya Misa tersadar dan ia memanggil nama Jinwoo

“Jinwoo…Jinwoo….”

“Misa? akhirnya kau sadar”, pungkas Seungyoon sambil menoleh ke arah Jinwoo, Jinwoo pun mengerti apa maksudnya dan ia mencoba menghampiri misa, tangannya perlahan bergetar membelai rambut Misa yang terbaring lemah, Seungyoon pun mundur sedikit dari hadapan Misa seperti memberi kesempatan pada Jinwoo
“Mi..misa..kau sudah sadar??”, tanya Jinwoo dengan nada lembut

“Jinwoo…sebenarnya aku mencintaimu…kau telah membuatku mengerti apa arti sebuah harapan...kau memberikan sebuah pelajaran untukku…aku mencintaimu… saranghaeyo..”, Misa mengungkapkan persaannya penuh haru, suasana uks menjadi sangat dramatis, Mino dan Hoonie tanpa sadar mereka berpelukan erat, kepala Hoonie bersandar di bahu Mino, dan Mino membelai kepala Hoonie (sungguh romantis bukan?).

“kkk kau mencintaiku??”, tanya Jinwoo dan Misa membalasnya dengan anggukan dan tersenyum kecil

“Jinwoo…kau harus membalas cintanya…kau harus menghargai perasaannya”, ungkap Seungyoon pada Jinwoo agar Jinwoo bisa menerima Misa

“mmm Misa…sebenarnya aku juga mencintaimu…tapii aku lebih menghargai harapanku, aku ingin mewujudkan impianku dulu yaitu menjadi namja yang kuat dan punya kemampuan hebat, aku bosan di pandang lemah oleh orang-orang”, Jinwoo akhirnya bebicara jujur pada Misa

“Jinwooo….aku senang kau berbicara seperti itu…”, jawab Misa sambil menitikan air mata

“mengapa kau senang?”, tanya Jinwoo dengan perasaan heran

“ya, aku senang karna kau berani berbicara jujur, kau telah menghargai perasaanku dan kini gantian aku yang harus menghargai harapanmu Jinwoo…tak apa aku tak bisa memilikimu, asal impianmu terwujud,  itu yang akan membuatku seperti memilikimu”. kata-kata yang di keluarkan oleh Misa membuat Jinwoo diam mematung, Seungyoon pun menepuk pundak Jinwoo dan berkata

“Kau  tahu, Misa itu adalah yeoja yang sangat baik dan berkarisma, karna itulah aku masih belum terima bila dia menaruh perasaan padamu, makanya aku memukulmu, karna aku tak suka kau dekat dengannya, mianhae…” Seungyoon pun meminta maaf pada Jinwoo, Jinwoo tersenyum menyadari bahwa dirinya telah di hargai, ia menjadi semakin yakin bahwa dia bisa berubah menjadi lebih baik.

Part. V
            (keesokan harinya)
Langit terlihat cerah, Jinwoo seperti  biasa bersantai di tempat favoritnya itu sambil mengerjakan tugas, Seungyoon dan Misa datang menghamprinya

“daaaaarrrrr” Seungyoon dan Misa mengageti Jinwoo hingga kaget

“ahahah kalian rupanya??” Jinwoo kaget sambil tertawa

“kau tidak pusing belajar terus menerus tanpa henti, gimana kalau kita nanyi bareng?” Seungyoon mengajak Jinwoo untuk nanyi bareng

“iya Jinwoo, suaramu kan lumayan bagus…” jawab Misa yang memuji suara Jinwoo

“baiklah, jika itu keinginan kalian…ayoo kita nanyi bareng…‼”, Jinwoo merespon dengan penuh semangat, mereka bertiga bernyanyi penuh suka cita, Seungyoon tidak lagi terlihat cemburu ketika Jinwoo menari bersama Misa mengikuti irama gitar yang dimainkan Sungyoon. (sementara)
Taehyun dari jauh melihat Jinwooo, Seungyoon, dan Misa sedang asyik bernyanyi mencoba menghampiri mereka

“wahhh wahhh seru sekali yah, mengapa aku tak di ajak? jadi kalian sudah berubah yah??”, ucngkap Taehyun dengan nada sinis

“sudahlah Tae..kau lebih baik menerima keadaan Jinwoo…kau tak usah menjadi sok jago seperti itu..jangan mencari masalah lagi padanya” ungkap Seungyoo sambil merangkul  pundak Jinwoo

“kalian semua penghianat rupanya” Taehyun malah semakin geram

“mengapa penghianat? semua ini kan karna ulahmu sendiri!” Misa menimpa perkataan Taehyun

“diam kau gadis lemah! kalian semua dulu memujiku dan kalian sekarang mencoba mencampakan diriku begitu saja, karena kehadiran namja lemah seperti dia”, ucap Taehyun sambil menunjuk Jinwoo.








Taehyun semakin geram dan suasana menjadi penuh amarah, Jinwoo hanya bisa menundukan kepalanya karena ucapan Taehyun yang sangat membenci dirinya, Jinwoo pun mencoba memberanikan diri berbicara pada Taehyun

“Tae..mungkin aku memang namja yang lemah…karena itulah aku berusaha untuk berubah menjadi namja yang kuat, aku mengagumi dirimu tae..kau memiliki suara yang indah, kau terkenal jago tinju, kau memang banyak kelebihan dibanding aku, tapi aku tak mengerti apa yang membuatmu membenciku, apa aku ini terlalu mengganggu hidupmu? jika aku mengganggu hidupmu, lebih baik aku mati saja” Jinwoo mulai berbicara sesuai dengan isi hatinya

“Jinwoo, jangan bicara seperti itu”, Seungyoon membalas pernyataan Jinwoo yang terlalu berlebihan
Angin yang bertiup di taman belakang sekolah membuat suasana berubah menjadi sayup dan Taehyun tiba-tiba seperti ingin berbicara sesuatu, dia seperti menelan ludah.

“sejujurnya aku juga tak nyaman bertingkah seperti ini, aku kira dengan aku seperti ini aku akan semakin banyak teman, tapi ternyata semuanya malah mengucilkanku”

“tentu saja! itu semua kan kau yang memulai! kau selalu bertingkah sok keren di depan semua orang!dan selalu menganggap orang lain rendah!” Taehyun belum menyelesaikan perkataannya, Misa sudah menimpali dengan  ucapannya karena kesal.

“terserah kau misa, sebenarnya aku menyukaimu sejak awal aku melihatmu tapi sepertinya aku salah cara, aku tahu yang ada di hatimu kini Jinwoo seorang kan? baiklah aku mengalah padanya” Taehyun mulai merendah pada Jinwoo

“tidak Tae..kau tidak boleh begitu…semua orang berhak menyukai orang lain, lagipula aku dengan misa sekarang bersahabat” ujar Jinwoo yang mencoba menyemangati Taehyun

“Jinwoo, kau memang namja yang hebat, malah kau lebih hebat dariku” tiba-tiba Taehyun memuji Jinwoo sambil menepuk-nepuk pundak Jinwoo

“mengapa kau berpikir aku hebat?” tanya Jinwoo karena heran

“kau bisa mencuri perhatian Misa, kau bisa mencuri perhatian teman-temanku, dengan kepolosanmu itu, disitulah kelebihanmu Jinwoo, mianhe karena aku selalu menganggapmu rendah” Taehyun benar-benar memuji Jinwoo dan ia merasa bersalah pada Jinwoo. Suasana mendadak hening sangat lama setelah taehyun berkata seperti itu.

“jadi…kita semua bisa bersatu kan??” tanya Seungyoon sambil tersenyum kecil melirik Jinwoo dan Taehyun. Taehyun pun mengangguk sambil tersenyum melipatkan bibirnya dan matanya menjadi terlihat sipit (senyuman ala Taehyun), Taehyun, Jinwoo dan Seungyoon akhirnya berpelukan Misa yang terharu melihat mereka berpelukan akhirnya di tarik oleh Seungyoon untuk ikut berpelukan, akhirnya semua telah berubah Taehyun tidak lagi keras kepala, Seungyoon menjadi dekat dengan Jinwoo, Misa menjadi mengerti apa arti sebuah teman. Mino dan Hoonie malah sibuk mencari Jinwoo untuk latihan bersama, mereka mencari keseluruh ruangan tapi tidak ada.

“hey Mino kau tahu dimana Jinwoo biasa berada?” tanya Hoonie yg merasa kebingungan

“hmm tunggu sebentar (Mino berpikir), ahhh iyah taman belakang sekolah!” Mino akhirnya tau dimana Jinwoo biasa berada, mereka berdua bergegas ke taman belakang sekolah dan mereka kaget dengan apa yang terjadi, mulut mereka mengangak lebar ketika melihat Jinwoo, Taehyun, Seungyoon dan Misa bercanda bersama

“jjjjjj ja jadi…kalian?!”, Hoonie merasa kaget sambil menunjuk-nunjuk

“tak usah takut dengan Taehyun, dia sudah jinak hihihi”, ujar Misa di selingi ledekannya pada Taehyun
“hahh kau ini Misa”, jawab taehyun sambil memasang wajah datar

“hahahahaha”, Jinwoo, Seungyoon dan Misa tertawa

“bagaimana ini bisa terjadi? kami berdua kan ingin tahu”, Mino masih merasa kebingungan dengan apa yang terjadi dan meminta untuk menjelaskan apa yang terjadi

“iyaa kami berdua kan teman pertamanya Jinwoo, jadi kami berhak tahu” Hoonie juga ikut menambah perkataan Mino

“heyy, yang pertama itu aku….bukan kalian, ceritanya panjang sekali jadi..susah untuk di jelaskan kembali, lagipula kita kan sudah berteman” ujar Misa yang merasa dirinyalah yang pertama berteman dengan Jinwoo dan Jinwoo pun ingin melanjutkan untuk bernyanyi bersama.

“nahh ini kan sudah ramai, bagaimana kita nyanyi bareng lagi??” tanya Jinwoo pada yang lain

“wahh benar, mari kita lanjutkan” Seungyoon pun merespon ajakan Jinwoo dengan semangat. Akhirnya mereka semua bernyanyi bersama kembali, suasana tampak ramai dan Jinwoo tampak merasa sangat gembira karena harapannya telah terwujud. Pohon rindang tempat favorit Jinwoo lah yang menjadi saksi kesendirian Jinwoo dan Kebahagiaan Jinwoo sekarang.  


Part. VI

            Pagi telah datang, Jinwoo seperti biasa berangkat ke sekolah, sesampainya disana Jinwoo di buat kaget karena semua siswa bersorak sambil menurunkan sebuah spanduk dari atas balkon sekolah yang bertuliskan “Bersemangatlah Jinwoo” ternyata semua ini rencana Taehyun, Taehyun menghampiri Jinwoo dan merangkul Jinwoo, Jinwoo merasa sangat senang dan tak menyangka dengan apa yang terjadi pada dirinya sekarang, Seungyoon, Misa, Mino, dan Hoonie pun datang dengan tiba-tiba, memberi selamat karena akhirnya Jinwoo dan Taehyun bisa berteman,

“Jinwoo, kau tahu, kau harus mempertahankan kebersamaanmu dengan Taehyun, Seungyoon, Hoonie dan Mino” ujar Misa sambil menatap Jinwoo

“iya, aku akan mempertahankan persahabatan kita Misa, sampai kapanpun”, Jinwoo pun berjanji pada Misa”

“aku tidak bisa lagi Jinwoo”,  jawab Misa sambil menggelengkan kepalanya

“lho? mengapa tidak?”, tanya Jinwoo yang merasa bingung

“besok aku harus ke Paris, karena disana ada acara pameran lukisan dan aku juga sekalian meneruskan sekolahku disana, mianhe Jinwoo”, jawab Misa yang penuh rasa menyesal dan kecewa karena harus meninggalkan Jinwoo

“jadi…kau takkan kembali ke seoul?”, Jinwoo bertanya lagi dengan raut wajah menahan tangis

“aku akan kembali…tapi 4 tahun mendatang, semoga saja di 4 tahun mendatang kita bisa bertemu lagi, lagipula kau kan pernah bilang kalau ingin mewujudkan impianmu itu, jadi wujudkanlah dulu impianmu itu, ini kan impianku agar menjadi seniman lukis terkenal, aku menghargai impianmu jadi kau juga harus menghargai impianku” Misa memberikan semangat pada Jinwoo agar Jinwoo tidak bersedih saat Misa meningglkannya, sambil menitikkan air matanya.

            (keesokan harinya)

Jinwoo, Taehyun, Seungyoon, Mino dan Hoonie menuju bandara seoul untuk mengantar sekaligus perpisahan dengan Misa, Jinwoo berlari mengejar Misa yang sedang menunggu jadwal keberangkatan pesawat menuju Paris Jinwoo memeluk erat tubuh Misa dan Misa pun hanya bisa menerima pelukan Jinwoo sambil menangis, Jinwoo menarik wajah Misa hingga berhadapan dengan wajahnya dan mengusap air mata yang mengalir di pipi Misa,

“jangan menangis...kau kan harus mewujudkan impianmu” Jinwoo mencoba menenangkan Misa

“tapi kamu harus janji, jangan lupain aku dan ingat, kamu harus kompak sama Taehyun, Seungyoon, Mino dan Hoonie” Misa memberikan janji lagi pada Jinwoo

“iyaa, aku akan tetep kompak bersama mereka” Jinwoo pun berjanji pada Misa sambil memberi senyuman manisnya. Seungyoon pun menghampiri Misa

“hati-hati yah Misa, jaga kesehatanmu disana, jangan lupakan kami semua” ujar Seungyoon sambil membelai rambut Misa, Misa hanya mengangguk kecil pada Seungyoon

“mmm Misa, sebelumnya aku ingin berterimakasih padamu, karenamu aku bisa menjadi seperti ini, berkat keberanianmu lah aku bisa berteman dengan mereka, kau memang yeoja yang hebat Misa”, Jinwoo berterimakasih pada Misa, Jinwoo sampai bingung harus bagaimana karena pemberitahuan peasawat tujuan Paris sudah mulai berangkat akhirnya Jinwoo harus berpisah dengannya,

“ annyeonghi kyeseyo”, Misa akhirnya berjalan menuju ke pesawat sambil melambaikan tangannya pada Jinwoo, Seungyoon, Taehyun, Mino dan Hoonie. 

Mereka semua juga melambaikan tangan pada Misa dan rupanya Taehyun sampai tak sadar jika kedua pundaknya di pakai untuk bersandar oleh Hoonie dan Mino yang sedari tadi menangis karena kepergian Misa, tiba-tiba Jinwoo mimisan dan wajahnya terlihat pucat Seungyoon yang melihatnya langsung saja kaget dan segera membawa Jinwoo ke RS, Taehyun merasa ada beban di pundaknya saat ia menoleh ia langsung mengangkat pundaknya hingga kepala Hoonie dan Mino terjuntai, mereka semua akhirnya membawa Jinwoo ke RS, rupanya Jinwoo hanya kecapean dan mungkin dia banyak pikiran hingga membuat dirinya mimisan untung saja tidak terlalu parah.






            (2 bulan kemudian setelah kepergian Misa)

Jinwoo menjadi sangat mahir bernyanyi dan ngedance, di iringi rap Hoonie dan Mino, Taehyun dan Seungyoon juga terlihat senang bernyanyi bersama Jinwoo, rupanya mereka telah membentuk sebuah grup vokal, dan mereka ingin mempersembahkan lagu untuk Misa menggunakan skype, Mino mulai membuka skype

“Hai kalian..”, sapa Misa lewat skype

“Hai misa”, sapa mereka semua pada Misa

“Misa, disini kami akan mempersembahkan lagu untukmu lihat kami bernyanyi ya”, ujar Jinwoo yang sudah tidak sabar.

“wah…wahh daebak..kalian keren”, puji Misa pada penampilan mereka berlima sambil bertepuk tangan
“gomawo Misa…”, ujar mereka berlima pada Misa

“ku harap suatu saat nanti kalian bisa menjadi grup vokal yang hebat dan terkenal” doa Misa pada mereka berlima

“pasti Misa, doakan kami selalu Misa, kami merindukanmu annyeong‼” mereka berlima berpamitan pada Misa

“hahahaha annyeong! bogoshipo…” akhirnya skype pun berakhir dengan lambaian dan tawa Misa yang sangat dirindukan oleh mereka, mereka akhirnya berjanji untuk tetap kompak, dan mereka mengukir sebuah harapan di tempat favorit Jinwoo di taman belakang sekolah yaitu "My Dreams".


-END-

Mohon Kritik+saran yaa,



Tidak ada komentar:

Posting Komentar